Mengapa kita takut untuk bermimpi? ketika usia kita masih anak-anak, kita selalu disuruh untuk bermimpi dan bercita-cita setinggi langit, tapi seiring bertambahnya usia dan logika, mimpi kita hilang.
Mimpi Coru ketika masih kelas 5 SD adalah menjadi ASTRONOT, karena suka melihat bintang-bintang di malam hari hingga yakin bahwa UFO itu ada. Mimpi Coru saat SMP adalah membuat gaun seperti putri, gara-gara baca banyak sekali manga.
Dan sekarang Coru gak jadi Astronaut tetapi membuat gaun putri..
Apakah kita melihat mimpi kita sebagai sesuatu yang mustahil atau sesuatu yang benar-benar mungkin?
Ketika Coru memutuskan untuk membuat gaun lolita, itu adalah sesuatu yang tidak Coru sengaja, Coru tidak berencana untuk menjadi seorang desainer karena kuliah yang diambil adalah jurusan Arsitek.
Bisnis ini mengalir seperti air, dan saya menikmati setiap tahapnya. Bahkan desain Coru di tahun 2009 tidak terlalu bagus.
Jika kita ingin mencapai sesuatu, besar atau kecil, apakah kita benar-benar mencoba untuk melakukan?
Mungkin ketika kita lupa tentang mimpi kita, kita tidak akan bekerja keras dengan cinta untuk mewujudkannya.
Apakah selama ini kita selalu menyalahkan keadaan ?
Seorang wanita meng-contact Coru via whatsapp, ayahnya seorang pengrajin tas, dan dia berkata kalau dia kasihan dengan ayahnya yang bekerja keras dan lembur hingga tengah malam sedangkan hidup bos dia lebih baik daripada ayahnya.
Corujawab :
" Mungkin yang salah bukan orang tua atau bos Anda, tetapi salah Anda, mengapa Anda tidak membantu ayah Anda? Anda mempunyai smartphone, bisa internet, bisa foto-foto narsis (Coru melihat instagram dia) kenapa ga menjual tas seperti yang saya lakukan di toko saya "
Tetapi dia masih complain dan menganggap hidup ayahnya sungguh kasihan, hingga beberapa kata-kata "motivasi" yang agak keras dan Coru menyalahkannya karena tidak membantu ayahnya, tidak membuat dia sadar.
Hidup itu pilihan dengan segala kelebihan dan kekurangannya, yang mana yang akan kita pilih ?
0 comments:
Post a Comment